Sahabatku, telah daku sampaikan untukmu sebentar tadi, bagaimana cerita Musa tentang Ilahi. Andai berhadapan dengan keangkuhan si manusia raja, begitulah kalamnya untuk diberitakan siapa yang lebih berkuasa. Namun, bagaimana pula apabila diri berhadapan dengan kaum keluarga yang utuh dan erat kasihnya? Siapakah ALLAH SWT untuk kita beritakan pada mereka? Sekarang, mari daku bawakan pula kalam selanjutnya. Kali ini biar bapa kita, Ibrahim AS yang bercerita pula. Apabila ayah baginda sendiri serta kaumnya menyembah berhala, lalu mempertikai siapakah ALLAH yang disembah olehnya, ini cerita bapa...
"Sesungguhnya apa yang kamu sembah itu adalah musuhku, kecuali Tuhan Semesta Alam (iaitu Tuhan) yang telah menciptakan aku, maka Dialah yang menunjuki aku. Tuhanku yang memberi makanan dan minuman kepadaku. Apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku, yang mematikan aku dan kemudian akan menghidupkan aku. Aku amat berharap agar Dia mengampuni kesalahanku pada hari kiamat."
(As-Syu'ara: 77-83)
Demikianlah kasih sayang ALLAH SWT terhadap para hamba-Nya. Saksikan apa yang diceritakan oleh bapa. Ketika kita lenyap, ALLAH SWT menciptakan kita. Malah pada saat malaikat meragui kebolehan kita sebagai khalifah, ALLAH SWT yang pertama sekali membela kita. Ketika dikau lapar dan dahaga, ALLAH SWT jua yang memberimu hidangan serta minuman yang baik-baik. Ketika dikau terbaring lemah menanggung sakit yang perit, ALLAH SWT yang memberi penawar kepadamu lalu menyembuhkan dirimu daripada sakit. ALLAH SWT yang menghidupkan dirimu daripada tiada kepada ada. Pada hari kiamat, ALLAH SWT sahajalah yang berhak untuk mengampuni sekalian dosa para hamba-Nya. Sekarang daku ingin bertanya pula, siapa DIA di hatimu?
Setelah ALLAH SWT menghidupkan dirimu, dikau lahir ke dunia, namun angkuh pada-Nya. Pada saat dikau diuji dengan musibah dan bala bencana, lidahmu keras lantang mengherdik dan menghina. Walhal pada masa yang sama, ALLAH SWT mengirimkan ujian itu untuk menghapuskan segenap dosa kesalahan yang dikau lakukan. Adilkah begitu?
Malam ini dikau berbuat dosa. Dikau tidur lena tanpa Isyak. Dikau hanyut terus sehingga Subuh pergi, mentari tertegak. Sebaik dikau membuka mata, dikau melangkah, hidangan tersedia di atas meja. Dikau fikir siapa yang memberikan rezeki itu? Bukankah ia datang daripada tuhanmu? Dikau masih diberi rezeki walaupun baru sahaja melakukan dosa kepada-Nya pada malam hari. Subhanallah... Hebatnya kasih sayang daripada tuhanmu. Sekarang, di mana ruang dalam hatimu, yang kau palu kalimah tuhan agar ia senantiasa menemanimu? Di manakah letaknya cinta tuhan dalam hatimu itu? Adakah pada dasar hati yang paling dalam, atau pada penghujung hati yang makin suram? Lalu daku bertanya, setelah begitu besar kasih sayang yang ALLAH SWT curahkan, sekarang nyatakan kepadaku, siapa DIA di hatimu?
AbdiNya : Roshidaya Abdul Rahim
No comments:
Post a Comment